Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Selasa, 31 Mei 2011

Otot ayam Laga

Apa yang penting yang menjadi patokan para bebotoh dalam mengukur kemampuan ayam dalam bertarung. Setiap bebotoh mempunyai standar yang beragam dan berbeda-beda. Wiring kuning, warna merah dan hitam,kaki yang tumpuk bila diangkat, pegangan yang pas dan cekelannya empuk seperti memegang bebek dan sebagainya. Semua ini berdasarkan dari hasil pengalaman para bebotoh yang telah melahirkan berbagai Jagoan yang selama ini diyakini mempunyai kekuatan dan pukul. Namun walaupun demikian, pukul sendiri memang belum memberikan suatu patokan yang pasti, dimana hal yang juga dapat dijadikan sebagai acuan adalah seberapa keras dan akurat pukulnya dan seberapa tahan napasnya.

Akurasi pukulan pada ayam laga dipengaruhi dua faktor penting yaitu pertama perbandingan ideal tulang kaki dan faktor kedua adalah Otot yang berperan penting dalam menentukan arah, kecepatan dan kekuatan pukulan.

Otot bekerja dengan cara menarik bukan mendorong. Kerja otot membutuhkan suatu senyawa yang disebut dengan ATP (adenosin triphospate) dan Creatin phospate yang juga bersal dari ATP. Beberapa sumber yang berpengaruh langsung adalah karbohidrat, lemak dan protein yang dioksidasi melalui siklus Kreb dan secara langsugn dapat membebaskan ATP yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar otot. Selain itu otot juga membutuhkan CALSIUM (Ca) dalam bekerja atau berkontraksi dan relaksasi. Inilah sebabnya mengapa ayam laga yang pakan utamanya Jagung mempunyai otot lebih bagus dan kekuatan pukul yang baik dibandingkan pakan utama yang lain.

Bentuk otot yang baik pada ayam laga adalah otot yang berserabut halus tanpa perlemakan serta tanpa pembesaran sel otot sendiri. Hal ini untuk mendapatkan akurasi pukulan yang baik, sehingga otot harus kuat, liat dan lentur. Pada manusia dapat dianalogikan kira-kira sama dengan otot yang dimiliki atlit tinju kelas ringan, karate, lari cepat atau bulu tangkis yang mengutamakan kecepatan, kelenturan dan akurasi pukulan. Banyak bebotoh yang senang dgn tipe pukulan berat, padahal akan lebih baik bila ayam laga memiliki tipe pukulan yang mempunyai akurasi dan frekuensi yang tinggi, istilah lainnya adalah memukul dengan tepat, manggon dan cepat. Dan selain itu, ayam laga yang memiliki otot yang halus akan mempunyai kelebihan dan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mampu memukul di ruang sudut yang sempit dibandingkan dengan ayam berserabut otot yang kuat/berotot yang cenderung dan hanya dapat memukul baik jika mendapat ruang pukul yang cukup.

Untuk kesehariannya, latihan yang diperlukan utk membentuk serabut otot yang halus adalah latihan kecepatan yang dilakukan tanpa beban. Kadang kala ada bebotoh yang melatih ayamnya dgn memberi pemberat pada kaki ayam atau menekan ayam sehingga ayam jalan setengah merangkak. Dengan metode latihan ini akan menghasilkan otot besar dan kuat tetapi lamban dan kaku. Latihan lari dengan cara mengitari babon/untulan akan jauh lebih baik daripada latihan yang mengutamakan kekuatan.

Selanjutnya walaupun ayam laga telah memiliki Otot yang baik faktor lain yang mendukung dan sangat penting adalah Stamina. Stamina ayam laga tergantung 3 hal penting yaitu Kadar HB, Kemampuan Kerja Jantung, dan Paru-Paru. Untuk membuat HB yang tinggi, ayam laga harus mendapatkan nutrisi yang cukup. Nutrisi yang paling penting adalah protein, dan selain itu vitamin dan mineral akan sangat berperan dalam membentuk darah baru. Umumnya ayam laga di Indonesia hanya mendapatkan diet pakan utama berupa Gabah, beras merah atau jagung. Diet ini hanya mengandung protein berkisar sebesar 6%-8% . Dalam kondisi diet/pakan yang ditakar, ayam laga akan kesulitan menjaga stamina karena angka kebutuhan protein yang optimal bagi ayam laga adalah berkisar antara 12%-14%. Untuk hal ini, maka sangat dianjurkan sekali bagi bebotoh untuk memberikan makanan tambahan untuk mencukupi kebutuhan protein ayamnya.

Cara lain yang digunakan oleh bebotoh untuk meningkatkan HB ataupun Stamina adalah memberikan suntikan Neurobion, akan tetapi pemberian suntikan neurobion tidak dapat langsung menghasilkan butir darah baru dengan segera, karena ayam laga masih membutuhkan protein dan mineral lain seperti besi (Fe) dan tembaga (Cu). Pemberian pakan ayam petelur secara rutin yang memiliki kadar protein 18,0 dan kalori 1350 - 1400 akan memberikan hasil yang lebih baik, dan hal ini lebih baik dibandingkan dengan pemberian telur dan madu yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi (kalori tinggi), dan seringnya pemberian telur dan madu hanya akan membuat ayam laga cenderung menjadi lebih gemuk yang akhirnya dapat mengganggu aktivitas dan gerak ayam laga saat bertarung.

Faktor lain di dalam meningkatkan dan menguatkan Stamina ayam laga adalah menjaga kerja jantung dan paru-paru secara maksimal, maka satu-satunya cara adalah memberikan latihan yang rutin dan cukup bagi ayam laga, dan tanpa adanya disiplin pada latihan, maka stamina ayam akan turun saat melakukan pertarungan.

Minggu, 09 Januari 2011

Asal Usul Ayam Ketawa

Kawasan Sidrap (sidenreng Rappang) selama ini dikenal masyarakat sebagai lumbung padi Sulawesi selatan, namun sebenarnya daerah dengan tanah subur ini memiliki satu potensi unggulan di bidang perunggasan yang belum dibudidayakan secara maksimal.
Di daerah sidrap terdapat satu jenis ayam yang berbeda dengan ayam yang selama ini kita kenal, ayam tersebut memiliki ciri khas dari suara yang sangat unik kalau berkokok.
Secara pisik ayam tersebut hampir sama dengan ayam biasa, Kokok Ayam Sidrap, pada ujung suara kokok seperti orang ketawa, Jenis ketawanya bermacam-macam.
Didaerah asalnya ayam ini disebut Ayam Gaga’, tetapi karena suara kokoknya seperti orang ketawa, maka ayam ini di sebut Ayam Ketawa.

Ayam Ketawa sangat langkah karena dari sejarah nya dahulu yang memelihara ayam ketawa rata-rata Bangsawan, dan merupakan symbol status sosial sehingga masyarakat sangat jarang memeliharanya karena ada perasaan segan dan hormat pada Rajanya ,sehingga perkembangan Ayam ketawa Sangat terbatas.


Ayam Ketawa hanya dapat ditemukan di kampung Baranti, Panca Rijang, benteng, Simpo Arasi’e dan sekitarnya yang dipelihara dalam lingkungan keluarga, Ayam Ketawa atau Ayam Gaga’, hanya dapat dihasilkan dari perkawinan sejenis.

Dilihat dari warna baku Ayam Ketawa, Menurut M.Yusuf MD, dan Toko masyarakat lain, Ayam Ketawa yang digemari oleh masyarakat Bugis meliputi :

Bakka : Ayam Ketawa yang warna dasar Putih mengkilap dengan dihiasi warna dasar hitam, oranye, merah dan kaki hitam atau putih.

Lappung : Ayam Ketawa warna dasar bulu hitam dengan merah hati dengan merah hati, dan mata putih.

Ceppaga : Ayam Ketawa warna dasar hitam dengan dihiasi bulu hitam dan putih, ditambah betuk putih dibadan sampai pangkal leher dan kaki hitam.

Kooro : Ayam Ketawa Warna dasar hitam dengan dihiasi hijau atau putih dan kuning mengkilabdan kaki kuning atau hitam.

Ijo Buata : Ayam Ketawa warna dasar hijau dihiasi merah, diselingi warna hitam disayap, kaki warna kuning.

Bori Tase’ : Ayam ketawa warna dasar bulu merah dan dihiasi bintik bintik kuning keemasan.

Arti warna ayam ketawa

1. Bakka : Warna dasar putih mengkilap dengan dihiasi warna dasar hitam, oranye, merah dan kaki hitam atau putih, arti dari warna ayam ketawa ini adalah mengembangkan harta dari pemiliknya.

2. Ceppaga Bolong : Warna dasar Hitam dengan dihiasi warna dasar hitan dan putih, ditambah bintik putih dibadan sampai pangkal leher dengan kaki hitam, arti dari ayam ketawa ini sendiri adalah adanya harta.

3. Koro : Artinya menunjukan suatu tempat dan seolah olah ayam ini menunjukan disana ada sesuatu atau harta.

4. Lappung : Artinya Menampung harta, dalam kepercayaan sebagian suku Bugis dapat menampung harta.

5. Ijo Buota : Artinya dapat membuat harta lebih lama atau abadi.

Sehingga akhir- akhir ini banyak peminat yang mulai mengembang biakan ayam ketawa selain ayam ketawa langka juga suara ketawa nya merdu bahkan terkadang ada yang terdengar lucu atau mengerihkan, dan juga setiap warna mempunyai arti yang positif

Bagi Yang Berminat Bisa Hub Contac person 24 jam di
085656343100 (GSM)
04119225366 (ESIA)


Sumber : Ayam Ketawa indonesia